Axel goes to Kebumen


Ini adalah tulisan Axel, pengalamannya saat outing ke kebumen belajar tentang bebatuan. Tetep ada editing dari Emak dan Bapaknya he he... Semoga kelak dia bisa menulis seperti Andrea Hirata, Aamiin...



Tanggal 20-23 Maret 2018

Kriiiing...alarm hape Mama berdering tepat jam 2 pagi. Uuh, aku tak biasa bangun dini hari. Kucoba melawan kantuk dan dinginnya pagi... Bayangan seru perjalanan ke Kebumen membuatku bergegas mandi untuk mempersiapkan diri. Setelah berpamitan dan menyiapkan perlengkapan, bersama Papa aku berangkat ke sekolah. Persis pukul 03.30, aku dan teman-teman SD4 HOKI beserta fasilitator berkumpul di aula sekolah. Tiga puluh menit kemudian, tepatnya 04.00, kami naik mobil bersiap  berangkat  ke  Stasiun  Pasar Senen. Tak lupa kusalami lagi Mama dan Papaku. Sesampainya di stasiun Pasar Senen jam 05.00, kami sholat subuh berjamaah di mushola. Setelah itu, kami makan, lalu membaca doa pagi sambil menunggu kereta Sawunggalih. Tiga jam lamanya kami menunggu, tepat pukul 08.00 Kereta tiba, lalu kami naik dengan tertib. Sepanjang perjalanan aku  melihat pemandangan yang indah seperti sawah, sungai, bukit, dan pepohonan.
Jam 11.03, kereta kami tiba di stasiun Cirebon. Saatnya Makaaan siaang. Selesai makan, aku mengerjakan Worksheet. Pukul 15.00 kami sampai di tujuan, stasiun kebumen.  Lalu kami naik kopaja menuju  lipi karang sambung. Akhirnya kami sampai  di lipi. Meski lelah kami tidak lupa sholat jamak qoshor berjamaah, membaca doa agar di mudahkan semuanya. Setelah itu kamipun beristirahat. Saat Malam hari  kami mengadakan kegiatan membuat yel yel, setelah itu kami makan malam, makan sate dan mengerjakan tugas worksheet. Setelah itu kami tidur pulas.

Hari Rabu, kami sholat tahajut sama sholat  johor  5 rokaat, berdoa. Tiba waktu subuh  kami sholat berjamaah dan berdoa. Kembali kami istirahat sebentar. Setelah istirahat selesai kami senam, dan jalan  pagi agar tubuh kami bugar dan sehat.

Olahragapun selesai, kami bergegas  mandi dan sarapan pagi dengan menu ceplok telur. Lalu kamipun ke LIPI untuk mengikuti kuliah umum tentang Lempeng  bumi, terbentuknya magma. Kami jadi mengetahui tentang geografi. Akhirnya kamipun bisa merasakan duduk di kursi seperti anak kuliahan. Setelah kuliah umum selesai kami pergi ke  museum batuan untuk melihat dan mempelajari berbagai macam batuan yang mungkin tidak ada di kota kami.  Perjalananpun dilanjutkan dengan naik kopaja ke tebing batuan Diabas. Di sinilah ada dasar samudra berpuluh-puluh tahun yang lalu. Setelah itu naik  kopaja lagi menuju sungai loulo, sungai terbesar di kebumen, didepannya ada batuan filit yang bisa dipakai untuk pensil. Lalu kami disuruh mengambil batuan untuk dibawa pulang.  Selesai dari kedua tempat tersebut, kami melanjutkan perjalanan ke masjid untuk sholat jamak qhosor berjamaah dan makan siang dengan ayam. Setelah kami kenyang, kamipun traking menuju kali campar, anak sungai loulo. Saat traking kami melewati hamparan sawah yang luas, hijau, asri dan indah. Dan Melihat batu gamping merah yang sangat besar, Masya Allah... lagi-lagi kami di perbolehkan membawa batu-batuan untuk oleh-oleh dirumah. Karena waktu sudah sore kamipun kembali ke LIPI untuk beristirahat, membaca al-masuroh, sholat jamak qhosor berjamaah, baca doa dan makan malam telor lalu aktivitas malam  yaitu bermain game tepuk-tepuk, menyanyikan yel-yel didepan satu persatu.  Setelah itu kamipun tidur karena kecapean tapi senang.





Hari kamis, Seperti biasa kami sholat  shubuh  berjamaah , istirahat sebentar lalu senam. Setelah itu persiapan  ke goa petruk dan goa jati jajar. Tak lupa saya membeli batuan dari LIPI buat belajar di rumah. Kamipun berpamitan sama orang lipi yang baik dan ramah karena mau pulang ke Jakarta .Perjalanan dari LIPI ke goa petruk dan goa jati jajar sekitar 1 jam.  Untuk menuju goa petrok kami berjalan jauh sekali melawati anak tangga yang banyak. Sesampainya didalam goa kami menyalakan headlamp karena goa petrok sangat gelap. Didalam goa  ada batu stalaktit yang berbentuk buaya dan stalakmit berbentuk  lafas Allah. Dari goa petrok kami ke air terjun, bermain air bersama teman-teman dan fasil seru banget. Saking serunya di air terjun hampir saja kami lupa tujuan terakhir kami yaitu goa jatijajar.  Jarak antara goa petruk ke goa jatijajar tidak terlalu jauh. Di Goa jati jajar  hampir sama jalannya dg goa petruk, melewati anak tangga yang banyak dan jauh. Namun di goa jatijajar sudah modern, ada lampu penerangannya.

Di Goa jatijajar itulah saya membeli   oleh –oleh dodol, sale pisang, dan klanting untuk mama, papa dan adik.  Setelah itu kami ke stasiun gombong untuk kembali ke Jakarta. Pas sudah di ruang tunggu stasiun, saya di panggil  oleh fasil katanya ada saudara datang, wah senang sekali bisa berjumpa dengan om dan tante. Tak lupa saya berfoto dengan om dan tante. Om dan Tante sangat baik karena saya di kasih snack dan dikasih uang saku, alhamdulilah. Keretapun tiba, kamipun naik. Kereta membawa kami pulang kembali ke Jakarta. Selamat tinggal kebumen,,, semoga kelak saya bisa kembali ke sini lagi. Pengalaman yang luar biasa.

 Hari Jumat,,
Ahirnya kamipun sampai di stasiun senen jam 03.00 dini hari, setelah itu naik mobil  menuju sekolah. Sesampainya disekolah kami di sambut oleh orangtua kami. Tak lupa juga kami minum susu, teh dan makan roti untuk melepas kelelahan. Karena papa belum datang menjemput saya sholat shubuh di  al ikhlas. Setelah papa datang, saya pun pulang ke rumah dengan hati yang gembira walau sangat capek.
                                                                            




Komentar