Sumber: komunitas Ayah Edy
Tanya:
Ayah Edy yang baik, saya Delvi memiliki anak usia 3 tahun, dan menurut hasil medis katanya mengalami kelainan Hidrosefalus, dan menurut Medis katanya anak saya akan mengalami keterlambatan Mental. Namun saat ini kelainan tersebut sudah dapat di atasi dan kondisi lain-lainnya sudah mulai kembali normal. Saya saat ini sangat bingung apa yang harus saya lakukan untuk bisa membantu anak saya agar tidak terus mengalami keterbelakangan mental hingga dewasa. Mohon bantuan dan penjelasan dari Ayah Edy mengenai apa yang harus saya lakukan.
Jawab:
Ibu Delvi yang baik hati, pertama-tama mari kita tenangkan pikiran dan hati agar kita bisa mengambil langkah-langkah bijak untuk buah hati ibu. Kami sesungguhnya bukanlah seorang ahli medis juga tidak terlalu banyak memiliki pengetahuan medis, namun kami memiliki keinginan kuat untuk bisa membantu ibu dan anak yang mangalami masalah sebatas yang bisa kami lakukan.
Untuk itu kami ingin berbagi pengalaman yang mungkin mirip dengan yang ibu alami. Suatu hari sekolah kami kedatangan tamu kecil yang menurut orang tuanya mengindap kelainan Hidrosefalus, meskipun telah berhasil diatasi melalui jalan operasi, namun orang tuanya cukup khawatir karena katanya kemampuan kecerdasan anaknya paling tinggi hanya tinggal 20% saja. Sambil setengah berputus asa orang tuanya bercerita pada kami dan bertanya seandainya kami bisa membantu anaknya. Karena selama ini di sekolah TK-nya selalu diperlakukan sebagai anak bawang dan tidak mengalami kemajuan yang berarti.
Kami biasanya selalu katakan pada para orang tua, mari kita coba dan beri kami kesempatan untuk bisa membantu buah hati ibu, dan bila kami merasa tidak mampu maka kami akan sampaikan pada ibu setelah kami mencoba segala yang terbaik yang bisa kami lakukan.
Kami menggunakan yang kami sebut sebagai Terapi Kasih Sayang, terapi yang didasarkan pada temuan Masaru Emoto sang peniliti Air yang bereaksi terhadap pikiran dan ucapan manusia dan Dr. Kazuo Murakami dari Jepang seorang ahli DNA yang mengatkan bahwa pada dasarnya DNA menusia bersifat netral dan dorman. Apa bila ia mendapatkan stimulasi yang positif dan tepat dari lingkungannya maka gen-gen yang sebelumnya dorman satu demi satu akan mulai meng “ON” kan diri, hingga akan terjadi proses peningkatan kemampuan ke arah yang lebih baik. Untuk temuan itulah beliau mendapat penghargaan Japan Research Award. Temuan ini juga telah dibuktikan oleh He Ah Lee sang Pianis dunia yang memiliki keterbatasan “Sindrom Capit Kepiting” dan “Keterebelakangan Mental” namun berkat ibunya selalu berpikir positif dan memberikan stimulasi layaknya anak normal maka perlahan-lahan ia menjadi anak normal meskipun berketerbatasan hinga akhirnya malah menjadi The Four Finger Pianist yang terkenal keseluruh dunia.
Adapun inti dari terapi Kasih Sayang ini adalah:
- Perlakukanlah buah hati ibu persis sama seperti anak normal lainnya, jangan terlalu banyak di bantu kecuali jika amat sangat terpaksa.
- Selalulah berpikir positif dan jangan pernah mengeluh apa lagi didepan anak.
- Selalu tunjukkan rasa antusias saat mengasuhnya.
- Berikan tanggapan dan perhatian yang antusias terhadap keberhasilan demi keberhasilan dari usaha yang dilakukannya meskipun kecil dan terlihat sederhana.
- Bersabar, bersabar dan bersabar, karena ia memerlukan waktu lebih lama untuk mempelajari sesutu yang baru.
- Jika tidak mampu untuk tertawa dan bercanda bersamanya selalu tunjukanlah wajah tersenyum tulus dan beri pujian dan dorongan semangat.
- Bisikkan kalimat cinta dan kalimat positif dengan lembut saat ia tertidur, seperti kamu anak hebat, kami pasti bisa melakukannya, kamu sehebat anak-anak lainnya dsb.
- Kami merekomdasikan ibu untuk membeli buku He Ah Lee The Four Finger Pianist yang didalamnya terdapat VCDnya. yang ditulis oleh Kurnia Effendi.
Dan sungguh ajaib, tidak hanya He Ah Lee sang Pianis dengan 4 jari, tapi anak yang mengalami Hidrosefalus yang bersekolah di tempat kami kembali menjadi seperti anak normal dan bahkan kami lebih suka menyebutnya sebagai anak yang sangat cerdas, berani dan penuh percaya diri.
Percayalah bu Delvi bahwa anak adalah Mahakarya dari Tuhan semesta alam dan didalamnya selalu ada pesan-pesan mulia Tuhan bagi kita para orang tua yang mau berusaha untuk memahaminya.
Komentar
Posting Komentar