MaSaKaN IBU

Copas dari blog sebelah



 
Masakan ibuku adalah yang terbaik, paling enak dan terlezat.  Semua masakan disajikan dengan cantik dan sempurna di meja makan.  Ada satu peristiwa yang selalu aku ingat. Malam itu ketika aku masih kecil, ibu menyajikan sepiring kentang tumbuk lengkap dengan sayur dan steak yang terlalu matang atau dalam kata lain, gosong. Aku tidak menyentuh makananku sambil bertanya dalam hati dan menunggu apakah ayah menyadari ada sesuatu yang tidak biasa di piring makannya. Tapi apa yang terjadi saat itu adalah ayahku tersenyum kepada ibuku, memotong steak itu dan melahapnya sepotong demi sepotong hingga suapan terakhir sambil bertanya padaku tentang kegiatan apa yang aku lakukan di sekolah hari itu. Aku tidak begitu ingat pembicaraan malam itu, tapi aku ingat betapa ayahku sangat menikmati makan malamnya.

Ketika makan malam selesai aku mendengar ibuku meminta maaf kepada ayah karena telah memasak daging steaknya terlalu matang hingga gosong. Ayah tersenyum, memeluk dan mencium kening ibuku. Aku tidak pernah lupa jawaban ayahku malam itu, "Sayangku, aku memang suka dengan daging steak yang dibakar hingga agak gosong."

Saat ayah mengantarku ke kamar dan mengucapkan selamat tidur padaku, aku bertanya padanya apakah ia benar-benar suka dengan daging steak yang dibakar hingga gosong. Ayah memelukku sambil berkata, "Nak, ibumu bekerja sangat keras dirumah ini, hampir tidak pernah istirahat dan ia sangat lelah. Lagipula, makan seporsi steak gosong tidak akan membuatmu terluka kan? Di dunia ini tidak ada hal yang sempurna, begitu juga dengan manusia, tidak ada yang sempurna. Apa yang bisa kita lakukan adalah menerima kesalahan dan khilaf yang mereka lakukan karena kita sendiripun tidak luput dari kekurangan. Now go to bed, sleep tight and have a sweet dream. Don't forget to pray before u fall asleep. I love u."






Membaca kisah di atas tersentuh sisi kemanusiaanku, karena dulu bapakku seringkali berkomentar negatif terhadap masakan ibuku, bahkan disaat bapak terbaring sakitpun masih mengomentari masakan ibuku, tapi aku selalu berkata “sudahlah pak, diterima saja dan dimakan saja tanpa harus berkomentar, kasihan ibu sudah bekerja keras mengurus kita tak pernah lelah”. Berpijak dari pengalaman pribadiku, aku akan mendidik axel untuk selalu menghargai perempuan, agar kelak dia bisa bersikap seperti kisah di atas. 

Bersyukur aku memiliki suami yang tidak pernah complain dg masakanku, terima kasih my hubby…




Komentar