OMG..... AXEL TERKUNCI


Kisah ini terjadi pada bulan Februari, tepatnya tanggal berapa aku lupa. Hari itu, Selepas pulang sekolah seperti biasanya kami melakukan rutinitas: mengganti baju Axel, makan siang, lalu tidur siang. Setelah itu aku beres-beres rumah. Entah mengapa rasanya hari itu beda sekali. Setelah melepas pakaian Axel, buru-buru aku ke mbok sayur yang sudah memanggil-manggil. Karena mendung yang gelap, selesai beli sayur aku langsung buru-buru buang sampah. 

Saat kembali ke rumah, dan mencoba buka pintu, aku terkejut… Pintunya terkunci dari dalam. Ternyata Axel mainan kunci hingga akhirnya ia terkunci. Ya Allah, dalam hatiku, bagaimana ini…? Aku mulai panik. Kulihat Axel masih telanjang. Astaga, aku lupa memakaikan bajunya karena terburu-buru tadi.

Kucoba memberikan instruksi kepada Axel agar membuka pintunya. Tapi ia malah ketawa, dikiranya mamanya lagi mengajak bermain. Lama aku berusaha membujuk Axel agar membuka pintu, atau mencabut kuncinya, tapi sia-sia… Axel malah asyik dengan mainannya. Akhirnya aku menyerah, aku minta tolong ke tetangga untuk mendobrak pintu. 

Sebelum pintu didobrak, kami masih berusaha untuk memberikan instruksi kepada Axel. Kulihat wajahnya menjadi serius ketika ada beberapa orang selain mamanya memberikan instruksi. Ia tak lagi menganggap ini candaan. Ia berusaha  memutar-mutar anak kunci. Kami terus men-support-nya, “Ayo Axel sayang, anak pintar… lepas aja kuncinya Nak! Axel pasti bisa, ayo sayang pasti bisa,” persis seperti supporter yang sedang mendukung tim kesayangannya. 

Alhamdulilah, terlepaslah kunci itu. Sekali lagi, kami memberikan instruksi agar Axel memberikan kunci tersebut ke tangan tetanggaku yang sudah menjulurkan tangannya dari celah jendela nako yang lumayan tinggi. “Maju Nak ke jendela, kasih ke ibu (tetanggaku)!” “Jinjit Nak, kasih kuncinya ke ibu!”, kataku. Dan ups, berhasil, kunci sampai ke tangan tetanggaku.

Puji Syukur  ya Allah. Segera kubuka pintunya. Langsung kupeluk, kuciumi Axel. Anak mama luar biasa. Kamu berhasil Nak melampaui ujian ini tanpa tangis, tanpa panik. Wajahmu terlihat tenang. Mama bangga padamu Nak, walaupun kamu delay speech, belum bisa berhitung seperti anak-anak yang lain, tapi kamu sudah membuktikan bahwa kamu anak yang luar biasa.  


Komentar

  1. mama axel jg top kok....tampilan blognya baru ya sist...keren.. ^ ^

    BalasHapus
  2. he he he... tks sis.. iya tiap bulan ku ganti ekperimen trs.. hbs bosen ama FB hi hi hi..

    BalasHapus

Posting Komentar